KAJIAN KEAGAMAAN – (KAJIAN MUSLIM #3)
- Pengantar
Kajian tentang manusia selalu menjadi pusat perhatian dalam filsafat karena manusia berperan sebagai makhluk yang berpikir, berperasaan, dan berkehendak. Dalam pandangan umum, manusia tidak hanya dipahami dari sisi fisik atau biologis, tetapi juga dari sisi spiritual dan moralnya. - Pandangan René Descartes tentang Manusia
René Descartes (1596–1650), seorang filsuf besar dari Barat, dikenal dengan pernyataannya yang sangat terkenal: “Cogito ergo sum” — Aku berpikir maka aku ada.
Bagi Descartes, berpikir adalah bukti paling nyata dari keberadaan manusia. Artinya, kesadaran dan kemampuan berpikir menjadi dasar eksistensi manusia. Tubuh hanyalah alat, sedangkan akal dan kesadaran merupakan inti dari diri manusia.
Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualistik, terdiri dari dua substansi utama: res cogitans (substansi berpikir atau jiwa) dan res extensa (substansi yang memiliki keluasan atau tubuh fisik). Jiwa adalah esensi manusia yang sejati, sedangkan tubuh bersifat mekanis. Oleh karena itu, manusia dianggap mulia karena memiliki kesadaran berpikir yang membedakannya dari hewan dan benda mati.
- Pandangan Filsuf Lain sebagai Pelengkap
Beberapa filsuf lain memiliki pandangan yang melengkapi konsep Descartes tentang manusia:
Aristoteles menyebut manusia sebagai animal rationale — makhluk yang berpikir dan berakal. Akal menjadi ciri khas manusia untuk mencapai kebenaran.
Immanuel Kant menekankan bahwa manusia memiliki martabat karena mampu bertindak berdasarkan moral dan kehendak bebas, bukan sekadar dorongan naluri.
Dalam pandangan Islam, manusia tidak hanya makhluk rasional, tetapi juga spiritual. Filsuf seperti Al-Ghazali menegaskan bahwa hakikat manusia terletak pada jiwanya yang suci, yang dapat mengenal kebenaran melalui penyucian hati dan bimbingan wahyu, bukan hanya akal semata.
- Nilai-Nilai Kemanusiaan
Dari berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan mencakup kesadaran berpikir (rasionalitas), kebebasan memilih, serta tanggung jawab moral terhadap sesama dan terhadap Tuhan. Dalam Islam, nilai kemanusiaan berakar pada keadilan, kasih sayang, dan amanah manusia sebagai khalifah di bumi. - Kesimpulan
René Descartes menegaskan bahwa berpikir adalah bukti eksistensi manusia. Namun, pandangan filsafat Islam memperluas makna itu: manusia bukan hanya makhluk berpikir, tetapi juga makhluk yang beriman, berperasaan, dan bermoral. Kesempurnaan manusia dicapai ketika rasio, hati, dan iman berjalan seimbang dalam menjalankan nilai-nilai kemanusiaan.