BERITA,  KETUA I,  PROGRAM KERJA

PARADIGMA #1 (2021: BERLINDUNG DI BALIK LAYAR ATAU BERTARUH DEMI ESENSI)

PARADIGMA #1

“2021 : Berlidung di balik layar atau bertaruh demi esensi”

 

Kanda Muhammad Fathur Aditya (Ketua Umum BE HMS FT-UH Periode 2019/2020)

Sabtu, 30 Januari 2021

 

Setiap kegiatan memiliki ‘esensi’ atau tujuan yang ingin kita capai. Dalam pelaksanaan kegiatan saat ini, ada dua metode yang bisa diterapkan yaitu metode daring dan luring. Kedua metode ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode daring memiliki beberapa kekurangan antara lain, kita tidak bisa mengetahui bagaimana kondisi dari lawan biacara secara langsung, sehingga kita sulit untuk mengontrol peserta. Topik-topik yang diangkatpun  cenderung lebih focus pada hal teoritis dibandingkan praktik. Kekurangan lainnya adalah sulitnya akses jaringan bagi bagi, terbatasnya kuota yang dimiliki anggota serta tidak adanya media atau fasilitas yang memadai juga menjadi salah satu kekurangan utama dari metode ini. selain itu, pemahaman anggota terkait materi yang diberikan cenderung kurang apalagi tidak adanya yang mengawasi setiap peserta yang mengikuti kegiatan daring, sehingga bisa saja anggota melakukan hal-hal diluar dari kegiatan yang sedang berlangsung. Namun disamping kekurangannya ada juga kelebihan dari metode dari ini, salah satunya metode ini bersifat  fleksibel dalam hal ruang dan waktu. Lebih hemat tenaga karena tidak perlu mobilisasi atau perpindahan menuju lokasi pelaksanaan kegiatan. Selain itu, kita juga di dorong untuk mampu belajar lebih keras baik dalam memahami materi maupun mengaplikasikan teknologi dalam menunjang pelaksanaannya.

Metode luring juga memiliki beberapa kekurangannya yaitu membutukan ruang dalam bentukan fisik yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan tidak seperti daring yang jauh lebih praktis, serta butuh tenaga dan biaya lebih. Kelebihan dari metode luring, antara lain  bisa terjalin interaksi yang lebih baik karena dilakukan secara langsung.  Bisa lebih aktif dan juga  bisa langsung mempraktikan teori ke dalam praktik sehingga dalam hal memahami materi yang diberikan selama kegiatan berlangsung akan jauh lebih efektif.

 

Bagaimana dengan HMS FT-UH? Bagaimana HMS FT UH melaksanakan Kegiatannya?  

Jika kita mengacu pada pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan oleh HMS FT-UH di periode-perriode sebelumnya dimana seluruh kegiatan dilaksanakan secara luring, tentu saja Esensi yang didapat berbeda dengan kondisi saat ini dimana kegiatan daring lebih sering dilakukan dari pada kegiatan luring akibat pandemi. yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan sebuah kegiatan iyalah tujuan apa yang ingin kita capai melalui kegiatan yang kita laksanakan tersebut. Apabila tujuan dari kegiatan tersebut bisa tercapai dengan metode daring maka dilaksanakan metode daring. Namun apabila tujuan dari kegiatan hanya bisa diperoleh jika dilaksanakan secara luring maka mau tidak mau harus dilakukan secara luring, namun harus mengetahui pasti terlebih dahulu tingkatan urgensinya seperti apa dan tetap ditekankan untuk mematuhi protokol kesehatan.

Kegiatan mahasiswa memang dibatasi di masa pandemi ini oleh kebijakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun dari pihak birokrasi kampus, namun hal ini harusnya tidak menjadi alasan kita untuk tidak ber kegiatan. Apalagi banyak yang bisa diperoleh melalui kegiatan kemahasiswaan. Justru dengan adanya keterbatasan ini, kita dituntut untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif di tengah-tengah banyaknya batasan yang harus tetap dijaga. Jika memang sebuah kegiatan yang dilaksanakan memberikan dampak positif yang besar bagi organisasi jika dilakukan secara luring, maka tidak apa-apa kita bertaruh demi hal tersebut, namun harus tetap diperhatikan kesehatan dan keselamatan dari anggota itu sendiri, karena pada dasarnya seluruh kegiatan dilaksanakan untuk anggota. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa esensi yang didapat dari sebuah kegiatan yang dilaksanakan secara daring tidak akan sama dengan yang bisa diperoleh secara luring, namun itu yang menjadi tantangannya untuk bagaimana kita bisa memaksimalkan pencapaian esensi walaupun sebuah kegiatan dialksanakan secara daring.

Dalam hal membuat keputusan untuk menggunakan metode daring maupun luring tentu saja ada pihak-pihak yang setuju dan ada juga yang tidak menyetujui hal tersebut, hal ini tidak akan bisa dihindari. Sehingga pengurus yang memegang kendali atas pengambilan keputusan harus mampu menimbang seluruh saran, serta resiko yang nantinya ia hadapi dari keputusan yang diambilnya secara matang.

 

Pandemi bukan menjadi halangan untuk terus melakukan kegiatan, justru situasi penuh keterbatsan ini menjadi ajang bagi pengurus untuk mampu berfikir lebih inovatif untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang didapati selama pelaksanaan kegiatan baik itu secara daring maupun luring.

 

 

 

 

Komentar Dinonaktifkan pada PARADIGMA #1 (2021: BERLINDUNG DI BALIK LAYAR ATAU BERTARUH DEMI ESENSI)