KELOMPOK KHUSUS

Bedah Buku : “Berdikari Pengendalian Diri”

 Bedah Buku merupakan salah satu jobdesk dari kelompok Khusus Perpustakaan yang bertujuan untuk meningkatkan minat literasi anggota HMS FT-UH. Kegiatan Bedah Buku ini dilaksanakan secara online melalui Via Zoom dengan pemateri Kanda Muflih Abdul Azhim (C’16). Adapun buku yang dibedah yaitu “Filosofi Teras” dengan mengangkat tema “BERDIKARI PENGENDALIAN DIRI”.

Filosofi teras mungkin istilah ini merupakan istilah yang asing ditelinga kita, atau mungkin istilah yang akan membuat kita bertanya memangnya teras juga ada filosofinya?. Namun diluar pengetahuan kita terkait apa itu filosofi teras, istilah filsafat ini tampak lebih nyentrik dan ringan dibandingkan istilah-istilah filsafat yang sering kita dengar, seperti ontologi, aksiologi, epistimologi dan sejumlah istilah jlimet bin ruwet lainnya yang mengililingi konsepsi kita terkait filsafat.

Filosofi teras merupakan filsafat yang lahir sekitar 2300 tahun yang lalu dari seorang tokoh yang bernama Zeno. Alkisah suatu hari Zeno melakukan perjalanan dagang namun di perjalanan, malang tak bisa ditolak, kapal yang ditumpanginya karam dan Zeno kehilangan semua dagangannya. Zeno kemudian terdampar di Athena. Di Athena ia bertemu dengan Crates seorang filsuf aliran Cynic dan kemudian belajar filsafat darinya, hingga akhirnya ia merumuskan dan mengajarkan filsafatnya sendiri. Zeno senang mengajar disebuah teras berpilar (yang dalam bahasa Yunani disebut stoa) jadilah aliran filsafatannya disebut Filosofi Teras atau stoisismedan pengikutnya disebut kaum stoa.

Dalam stoisisme ada dua hal utama yang ingin dicapai. Pertama yakni hidup bebas dari emosi negatif (sedih, marah, cemburu, curiga, baper dan lain-lain), mendapatkan hidup tentram. Kedua hidup mengasah kebajikan, dimana terdapat empat kebajikan utama menurut stoisisme yakni kebijaksanaan, keadilan, kebenaran dan menahan diri.

Berbicara mengenai tema yang diangkat yaitu “Berdikari Pengendalian Diri”  yang dimana berdikari sendiri artinya  berdiri di atas kaki sendiri atau dalam hal ini tidak bergantung pada bantuan orang lain, sedangkan self control atau pengendalian diri merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan.Dalam Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring Terdapat sebuah prinsip fundamental dalam stoisisme yang bisa di bilang disepakati oleh semua filsuf stoa. Yakni sebagaimana yang diungkapkan Epictetus (Enchiridion) “Some things are up to us, some things are no up to us”(ada hal-hal dibawah kendali (tergantung pada) kita, ada hal-hal yang tidak dibawah kendali (tidak tergantung pada) kita). Pertanyaannya sekarang, Apa saja hal-hal yang bisa dibawah kendali kita dan apa saja hal yang tidak bisa dibawah kendali kita?

Jadi, Hal-hal yang tidak dibawah kendali kita adalah:

  • Tindakan orang lain (kecuali dia berada di bawah ancaman kita)
  • Opini orang lain
  • Reputasi dan popularitas kita
  • Kesehatan
  • Kekayaan

Hal-hal yang dibawah kendali kita:

  • Pertimbangan, opini atau persepsi kita
  • Kinginan kita
  • Tujuan kita
  • Segala sesuatu yang merupakan pikiran dan pertimbangan kita sendiri

Hal yang dapat kita kendalikan dalam suatu keadaan hanyalah pikiran kita tentu menjadi penting untuk melawan interpretasi otomatis yang seringkali membuat kita terjebak dalam emosi negative, yang tentunya sudah kita tau tidak baik dan bertentangan dengan apa yang menjadi tujuan utama stoisisme yakni terhindar dari emosi negatif. Langkah-langkah yang dapat diambil ketika mengalami emosi negatif dapat disingkat manjasi STAR. Yakni STOP (berhenti), THINK (dipikirkan) ASSESS (dinilai) dan RESPOND. Pentingnya menjaga persepsi ini sebagaimana diungkapkan Epictetus (Discourses) “Jagalah senantiasa persepsimu, karena ia bukan hal yang sepele, tetapi merupakan kehormatan, kepercayaan, ketekunan, kedamaian, kebabasan dari kesakitan dan ketakutan- dengan kata lain, kemerdekaanmu”.

 

 

Komentar Dinonaktifkan pada Bedah Buku : “Berdikari Pengendalian Diri”